Dewasa itu rumit #Mari Berbincang
Haloo semua, sudah lama aku tidak aktif di blog ini. Hari ini merupakan blog pertamaku dalam series #Mari Berbincang
Dewasa itu rumit
Itu hanya pendapatku, setuju atau tidak setuju akan ku kembalikan kepada kalian masing-masing. Menurutku dewasa itu rumit, mengapa? karena semakin dewasa pandangan kita semakin luas, ada misteri yang dahulu tersembunyi mulai terkuak...tapi mungkin lebih tepat jika diibaratkan semakin tinggi kita mendaki gunung, maka semakin luas pula pemandangan yang akan kita lihat dari posisi kita berdiri.
Semakin dewasa pandangan kita seolah dibuat tanpa ada batasan kembali, baik buruknya kehidupan diperlihatkan tanpa ada kacamata pelindung yang akan membantu kita meminimalisir paparan fakta yang terlalu silau untuk dipandang.
Awal beranjak dewasa, secara sadar ataupun tidak kita sadari, kita mungkin menolak dan menghindari fakta tersebut tapi mereka tak henti mengejar hingga kita bersedia menerimanya entah hari ini, esok, atau mungkin 5 tahun yang akan datang. Menjadi dewasa bukanlah pilihan melainkan sebuah keharusan.
Terbukanya fakta yang entah ingin kita ketahui atau malah sebaliknya membawa sebuah dilema dalam diri, perasaan yang tidak pernah dirasakan ketika kita kecil, perasaan yang mulai membuat mesin berpikir dikepala kita dipaksa bekerja. Mungkin "sosok masa kecil" kita akan melakukan apapun tanpa berpikir panjang, apa dampak perbuatan kita? apa yang akan terjadi selanjutnya? bagaimana mengatasinya? perasaan apa yang akan muncul setelahnya? semua itu tidak ada dalam benak kecil kita. Menurut mereka jika kau ingin melakukan sesuatu maka detik ini pula akan mereka lakukan. Sebuah pemikiran yang sederhana...
Sayangnya, kata "dewasa" sepertinya menjadi batasan, tak ada lagi pemikiran sederhana tersebut. Setiap tindakan akan ada sebab dan akibat, akan ada perasaan dan manusia lain yang terlibat...pemikiran kita mulai meluas tidak hanya pada diri sendiri, saat ini, dan bahagia. Semua berotasi pada orang lain, masa depan, dan emosi baru yang lebih rumit.
Tapi mungkin, dewasa tidak serumit itu jika kita melihat dari sudut pandang yang berbeda. Bertambahnya emosi yang lebih rumit dan pemikiran yang lebih kompleks merupakan sebuah anugrah, hanya saja pemikiran sederhana tetap dapat dilakukan, bukan? dinding pembatas bernama "dewasa" bukan sebuah hambatan nyata, sebatas ilusi, ada ketika kita berpikir itu ada. Dewasa bukan hambatan untuk berfokus kepada diri sendiri, saat ini, dan bahagia...ingat fokus kita adalah 3 hal tersebut, hal lain menjadi fokus tambahan jangan sampai menggeser 3 hal utama yang menajadi fokus kita...
Jadi, diakhir tulisan ini aku akan mengatakan bahwa dewasa itu memang rumit tapi bahagia tetaplah sederhana
sekian tulisan dariku, see you next blog goessy....

Komentar
Posting Komentar